DALAM beberapa tahun terakhir, fenomena yang cukup mengejutkan muncul di kalangan generasi Z di Amerika Serikat. Mereka mulai meninggalkan smartphone mereka dan beralih ke dumb phone—telepon seluler sederhana yang hanya memiliki fungsi dasar seperti menelepon dan mengirim SMS.
Fenomena ini muncul sebagai reaksi terhadap ketergantungan yang semakin besar terhadap media sosial dan dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari.
Bagi banyak Gen Z, smartphone yang dilengkapi dengan berbagai aplikasi media sosial sering kali menciptakan tekanan yang luar biasa.
Kehidupan yang terhubung terus-menerus melalui platform seperti Instagram, TikTok, dan X dapat membuat mereka merasa terjebak dalam perbandingan sosial yang tidak sehat dan kewajiban untuk terus memperbarui diri. Banyak dari mereka mengungkapkan bahwa mereka merasa stres dan cemas dengan ekspektasi yang ada, serta ketidakmampuan untuk melepaskan diri dari lingkaran media sosial yang tiada habisnya.
Dengan beralih ke dumb phone, generasi ini mencoba untuk mengurangi distraksi dan fokus pada hal-hal yang lebih penting, seperti hubungan sosial nyata dan aktivitas yang lebih produktif. Banyak dari mereka mengatakan bahwa hidup dengan dumb phone memberikan rasa kebebasan yang hilang sejak mereka mulai mengandalkan smartphone.
Tidak ada lagi pemberitahuan yang mengganggu, tidak ada lagi keharusan untuk selalu online, dan mereka bisa menikmati momen hidup yang lebih tenang.
Tentu saja, tidak semua orang di generasi Z beralih sepenuhnya ke dumb phone, namun tren ini menunjukkan adanya perubahan sikap terhadap teknologi dan media sosial. Ini adalah upaya mereka untuk menemukan keseimbangan dalam dunia yang semakin sibuk dan terhubung secara digital, dengan tujuan akhir mencari kedamaian dan kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari.
KOMENTAR ANDA